Liputan Cherry

Liputancherry.blogspot.com Merupakan sebuah tempat dimana berisi berbagai artikel di belahan dunia yang diminati berbagai masyarakat

Sunday, May 10, 2020

6 Film Animasi Disney yang Mengundang Pro-kontra

6 Film Animasi Disney yang Mengundang Pro-kontra 




LiputanCherry - Film animasi panjang pertama yang dibuat oleh Disney ialah Snow White And The Seven Dwarfs yang launching pada 1937 yang lalu. Mulai sejak itu, studio film ciptaan Walt Disney itu sering membuahkan beberapa film animasi yang lain yang disenangi oleh beberapa orang. Walau demikian, beberapa film animasi yang dibuat Disney masih mengundang beberapa pro-kontra. 

Nah, meneruskan sisi pertama kalinya, Liputancherry akan kembali lagi mengulas jejeran film animasi Disney yang mengundang pro-kontra. Yuk, baca! 

1. The Lion King ( 1994 )




The Lion King menjadi film terlaris pada tahun 1994. Tetapi film ini banyak kontroversi karena kritikus film menilai film The Lion King ini mirip animasi Jepang. Dimana anime Jepang yang berjudul Kimba, The White Lion dari manga Jungle Emperor milik Osamu Tezuka. Nah, film The Lion King itu ceritanya mirip dengan si Kimba, The White Lion ini. Juga Lagu The Lion King yaitu Be Prepared itu dituduh bertemakan Nazi.

2. Der Fuehrer's Face (1943) 




Der Fuehrer's Face atau Donald Duck in Nutzi Land sebuah film animasi pendek garapan Disney yang diperuntukkan untuk kebutuhan propaganda anti-Nazi di Amerika Serikat. Film ini juga bercerita mengenai kehidupan Donald Duck untuk anggota dari pasukan Nazi yang diperintah oleh Hitler. Untungnya, hal itu hanya mimpi dari si bebek saja yang masih tetap jadi masyarakat negara dari Negeri Paman Sam. 


Lepas dari arah film ini dibikin, Der Fuehrer's Face tetap mengundang pro-kontra di beberapa faksi. Soalnya, pada jaman itu film animasi semakin diperuntukkan buat audience umur beberapa anak. Ditambah lagi, dalam sekian tahun sesudah film ini dikeluarkan, predikat anggota Nazi sering lekat dengan figur Donald Duck. Walau demikian, Der Fuehrer's Face sukses mendapatkan penghargaan untuk "Film Animasi Pendek Paling baik" di tempat Oscar ke-15. 

3. Lady and the Tramp (1955) 




Kemungkinan banyak yang tidak menduga jika film animasi Lady and the Tramp mengundang pro-kontra di sejumlah faksi. Masalahnya film garapan Clyde Geronimi itu cuma memusatkan ceritanya pada cerita percintaan di antara dua ekor anjing. Tetapi, kenyataannya film itu masih mempunyai faktor rasisme didalamnya, yaitu pada ciri-ciri ganda kucing ras Siamese. 

Kucing Siamese memang datang dari daerah Asia. Namun, Disney memvisualisasikan dua ciri-ciri itu dengan steriotipe negatif orang Asia, seperti bermata sipit dan gigi yang tonggos. Serta, kedua-duanya memiliki soundtrack berjudul "Siamese Cat Song" yang tidak kalah rasisnya dengan performa mereka. Untungnya, ini tidak dimasukkan dalam versus live-action dari Lady and the Tramp yang dikeluarkan pada 2019 lalu di Disney+. 

4. The Black Cauldron (1985) 




The Black Cauldron dapat disebut jadi salah satunya film produksi Disney yang tidak begitu diketahui oleh beberapa orang. Sebetulnya, ini tidak begitu mengejutkan, sebab film animasi yang satu pernah digadangkan jadi project yang akan membuat Disney pailit. Bagaimana tidak, The Black Cauldron memperoleh beberapa kritik negatif dan tentu saja mengundang pro-kontra. 

Sebatas info, The Black Cauldron adalah film pertama Disney yang diberi rating PG atau tuntunan orangtua. Soalnya, film ini mengusung cerita yang semakin gelap dari umumnya dengan mengangkat topik magik dan tampilkan figur villain yang menyeramkan. Topik ini dipandang tidak cocok buat tontonan anak kecil pada masa itu serta pada akhirnya memetik protes dari beberapa orangtua. 

5. Who Framed Roger Rabbit (1988) 




Who Framed Roger Rabbit adalah titik awal dari waktu keemasan dari studio animasi Disney. Tetapi, siapa yang kira jika film yang menyatukan faktor live-action dan animasi ini mempunyai pro-kontra didalamnya. Bila The Black Cauldron diprotes sebab mengangkat topik yang gelap, Who Framed Roger Rabbit malah pernah penolakan dari faksi orangtua sebab mempunyai faktor yang vulgar di filmnya. 

Yup, faktor vulgar itu ada dalam figur Jessica Rabbit. Bagaimana tidak, cewek memiliki rambut merah itu dilukiskan dengan baju yang benar-benar terbuka serta seksi yang tentu saja dipandang tidak wajar buat disaksikan oleh anak kecil. Serta, dalam versus orisinalnya, ada satu adegan dimana gaun yang dikenai oleh Jessica terkuak yang selanjutnya menunjukkan sisi intimnya dengan cara sepintas. Adegan itu juga selanjutnya disunting dalam versus digitalnya. 

6. Aladdin (1992) 




Aladdin termasuk juga dalam salah satunya film animasi produksi Disney yang sangat ikonis sampai sekarang. Karena sangat ikonisnya, film yang ambil latar di daerah Arab itu juga diadaptasi berbentuk live-action yang launching pada 2019 kemarin. Namun, jika kalian sadar waktu tonton film animasinya, ada salah satunya peristiwa yang termasuk rasis, lho. 

Ini berlangsung dalam lagu pembuka film Aladdin yang mana liriknya mengeluarkan bunyi, "dimana mereka memangkas telinga Anda/Bila mereka tidak menyenangi muka Anda." Lirik itu juga diteruskan dengan beberapa kata, "itu biadab, tetapi ini rumah" yang seakan-akan memberi steriotipe negatif pada beberapa negara Arab. 

Tentu saja hal itu diprotes oleh beberapa orang sebab tidak patut buat didengar oleh penontonnya, khususnya mereka yang disebut turunan Arab. Maka dari itu, Disney mengganti lagu itu pada versus Aladdin yang dikeluarkan berbentuk DVD supaya tidak memetik protes lagi.

No comments:

Post a Comment